Peran Stakeholders dalam Menjaga Keberlanjutan Operasional Pelabuhan Tanjung Priok

Tanjung Priok, 20 April 2025 – Menjaga keberlanjutan operasional pelabuhan terbesar di Indonesia tidaklah semudah mengatur lalu lintas harian. Dibutuhkan sinergi jangka panjang, komitmen bersama, dan komunikasi yang terbuka antara seluruh pemangku kepentingan. Peristiwa kemacetan yang sempat melumpuhkan Pelabuhan Tanjung Priok pada 17–18 April menjadi pengingat bahwa keberlanjutan pelabuhan sangat ditentukan oleh sejauh mana para stakeholder mampu bekerja dalam satu irama.
Hari ini, Pelabuhan Tanjung Priok kembali berjalan normal. Truk kontainer mengalir lancar, kegiatan bongkar muat berjalan efisien, dan distribusi logistik nasional kembali bergerak. Pemulihan ini tidak terlepas dari peran aktif banyak pihak yang turun langsung menangani kemacetan, mulai dari pengelola pelabuhan hingga aparat keamanan dan pemerintah daerah.
“Koordinasi terus kami lakukan dengan seluruh pihak terkait termasuk terminal operator. Alhamdulillah kondisi lalu lintas dan kegiatan bongkar muat di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya di NPCT1 telah kembali normal,” ungkap Adi Sugiri, Executive General Manager Regional 2 Tanjung Priok.
Namun, Adi juga menekankan pentingnya tidak hanya merespons saat krisis, tetapi membangun sistem kolaborasi berkelanjutan. Keberlanjutan tidak akan pernah tercapai jika semua pihak hanya bergerak saat situasi memburuk. Justru, pencegahan dan kesiapan menghadapi lonjakan volume logistik harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang.
Dukungan pemerintah daerah, seperti Dinas Perhubungan dan Satpol PP Jakarta Utara, dalam menata arus lalu lintas menjadi contoh bagaimana kolaborasi lintas sektor bisa menciptakan dampak nyata. Begitu pula dengan keterlibatan Kepolisian dan KSOP dalam menjaga stabilitas arus kendaraan dan pengawasan operasional pelabuhan.
Ke depan, menjaga keberlanjutan berarti menciptakan sistem yang tidak bergantung pada satu atau dua pihak saja. Pelindo, sebagai operator utama, tentu tidak bisa berjalan sendiri. Stakeholder seperti operator terminal, asosiasi pengusaha, perusahaan pelayaran, hingga instansi pemerintah harus terus terlibat dalam membangun pelabuhan yang siap menghadapi tekanan dinamika logistik nasional. (Redaksi)