LRT Jabodebek Pecahkan Rekor Penumpang Usai Kebijakan Transportasi ASN DKI Diterapkan

0
WhatsApp-Image-2025-05-01-at-11.29.44-AM-1-3

Jakarta, 1 Mei 2025 – Penerapan kebijakan baru dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang kewajiban penggunaan angkutan umum bagi aparatur sipil negara (ASN) mulai menampakkan dampak nyata. Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025 yang berlaku efektif Rabu, 30 April 2025, langsung mendorong lonjakan jumlah pengguna transportasi publik, terutama pada layanan yang berada di bawah naungan KAI Group.

Pada hari pertama kebijakan ini diterapkan, LRT Jabodebek mencatatkan sejarah dengan jumlah penumpang tertinggi sejak beroperasi, yakni 104.468 pengguna dalam satu hari. Jumlah ini melampaui rekor sebelumnya yang tercipta saat Hari Transportasi Nasional pada 24 April 2025, dengan 103.582 pengguna dalam sehari.

“Ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pengguna bukanlah fenomena sesaat, melainkan bagian dari tren positif yang sedang tumbuh. Ketika kebijakan yang tepat bertemu dengan layanan publik yang siap, dampaknya langsung terasa di lapangan,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Anne menilai rekor ini bukan hanya pencapaian semata, melainkan sinyal positif bahwa masyarakat, khususnya ASN di Jakarta, mulai beralih ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

“Kami mengapresiasi langkah progresif dari Pemprov DKI Jakarta dan siap mendukung keberlanjutan kebijakan ini dengan layanan yang andal dan nyaman,” kata Anne.

Tak hanya LRT Jabodebek, Commuter Line Jabodetabek juga mengalami lonjakan signifikan. Pada Rabu tersebut, jumlah pengguna mencapai 1.100.498 orang atau meningkat 8,33 persen dibandingkan Rabu sebelumnya yang tercatat 1.015.878 orang. Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta juga turut merasakan dampaknya, dengan kenaikan pengguna sebesar 17,11 persen menjadi 7.445 orang dari pekan sebelumnya sebanyak 6.357 pengguna.

Kereta lokal KAI Commuter di Area I Jakarta pun tak ketinggalan mencatat kenaikan signifikan. Pengguna pada 30 April tercatat sebanyak 12.547 orang, naik drastis 30,63 persen dari angka 9.605 pada Rabu sebelumnya.

Peningkatan juga tampak di berbagai stasiun penting KAI Group, seperti Stasiun Tanah Abang yang melayani 49.720 pengguna gate in dan 47.811 gate out. Di Stasiun Manggarai, tercatat 17.174 pengguna gate in dan 16.642 gate out, serta 170.281 pengguna transit dalam satu hari.

Sementara itu, Stasiun Sudirman yang terintegrasi langsung dengan LRT Dukuh Atas BNI melayani 39.928 pengguna gate in dan 41.680 gate out. Di sisi LRT, stasiun Dukuh Atas mencatat 15.369 pengguna naik dan 12.694 turun. Lokasi ini menjadi titik strategis mobilitas ASN dan masyarakat.

Stasiun Juanda juga menunjukkan angka tinggi dengan 29.237 pengguna gate in dan 29.454 gate out, menegaskan tingginya intensitas penggunaan moda terintegrasi yang didorong oleh kebijakan pemerintah daerah.

Kebijakan tersebut secara eksplisit mewajibkan ASN DKI Jakarta untuk menggunakan transportasi publik seperti LRT dan Commuter Line setiap hari Rabu, dalam rangka mengurangi kemacetan dan polusi di ibu kota.

“Dengan terhubungnya layanan LRT, Commuter Line, dan transportasi lainnya, masyarakat kini punya lebih banyak opsi mobilitas yang terintegrasi. Kami percaya, perubahan kebiasaan ini akan mendorong Jakarta menjadi kota yang lebih sehat dan lebih bergerak,” ujar Anne.

Sebagai operator utama di wilayah padat seperti Jabodetabek, KAI Group berkomitmen meningkatkan mutu layanan, baik dari sisi ketepatan waktu, integrasi antar moda, maupun frekuensi perjalanan.

Momentum kebijakan ini, menurut KAI, merupakan langkah besar menuju transportasi berkelanjutan. Semakin banyak orang beralih ke transportasi umum, maka semakin besar kontribusinya terhadap lingkungan dan efisiensi energi.

KAI terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak seperti Pemprov DKI, Dishub, dan mitra transportasi untuk menjaga kelancaran operasional pada hari Rabu ASN. Monitoring real-time dan respon cepat terhadap gangguan menjadi prioritas utama.

“Ini bukan soal angka semata. Ini tentang perubahan budaya. Budaya berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi publik, dan kami bangga menjadi bagian dari perubahan ini,” tutup Anne.

Harapannya, kebijakan ini mampu menciptakan efek domino positif—tidak hanya bagi mobilitas masyarakat urban, tetapi juga untuk udara yang lebih bersih dan produktivitas kota yang meningkat. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *